Kamis, 21 Juni 2012

Coretan Sang Punjangga Pinggiran


Diam


terbius dalam tawar hati
Gembala kecil meniupkan seruling berpacu irama hati
u indah dalam senyuman u cantik dalam pesonamu
larut sang gadis hitam bak malam menelan sebutir embun

terbayang dalam suasana
u halus bak sutra, U lembut bak kapas, U inadah bak Pelangi
tarian malam seolah menghantarku dlm buai mimpi
mencari tawar dalam jiwa
sebaris tawa terlintas sebaris senyum mengalir
jangan pernah u curang
jangan pernah u bohong
senyum mu mengalir dalam darah,otak dan hati

Diam....diam...diam
berpacu sang waktu menunggu malam bertaut pagi
beriring nyanyian alam menyabut kegetiran
bersuara ke gundahan
bercerita ke Lembutan

tabir malam menghiasi kesunyian
bergantung dalam getirnya cinta
cerita alam bangunkan keceriaan
ter usik pun menghela dan pulang saat injakan kaki berbatu

Galau
serpihan hati,kepingan jiwa
seakan larut dalam gelap malam ini
dan pada akhirnya berserakan
seiring dengan angin malam yang bertiup
hingga menusuk dalam tulang
...
yaaahhh.....luka mungkin itu yang kini aku rasa
tapi bulan masih tetap selalu tersenyum
bintang masih tetap selalu bersinar
seakan ingin membalut rasa sedih dalam hatiku
mereka tak berubah hingga kini
namun.....yang tak pernah ku mengerti
kenapa....ku lihat begitu banyak perubahan
dalam setiap langkah dan jejakmu.
tak ada lagi.kata yang dulu sering kita ucapkan
tak ada lagi canda yang dulu sering kita guraukan
tak ada lagi nada yang dulu sering kita dendangkan
seakan kau tlah menjadi orang lain bagiku..
maafkan aku atas segala rasa cinta ini..
maafkan aku atas segala rasa sayang ini


Cerita Malam SAng Ampas


bukan untuk sekadar mengaduh
atau berharap berbagi rasa
sebab tiap-tiap punya rasanya

di sana rintik masih membasahi
angin menghembus menebus celah-celah jendela
kopi tak ada lagi
begitupula rokok tak punya celah diisap

Selain sisa-sisa yang berserak
ampas kian menyelip antara gigi-gigi yang menguning
mengumpat pada waktu untuk hadirkan
segelas terisi kopi
dengan sebatang rokok

tetap saja waktu terus menangguhkan kuasanya
menyisakan ampas-ampas
pada lantai-lantai
pada tembok

dan aku menatapnya begitup pekat sehitam kopi
begitu lebur pada tumpukan abu

ampas malam dan beranda usang seolah menyepi diatas tumpukan sbuah kenistaan,..nan lembut menyikap khidupan...Gadis biru sebari digua nan gelap..menerawang kedasar ...dasar...dasar dan terus kedasar
peri ampas yg bertebaran mengundang percikan neraka kebencian,..
sesosok bayangan hitam menghantui,,,awal bukan akhir..sejenak penawar akhir adalah awal
hiasi mlm nan sedih bertabur kelelahan...
bukan hasrat meneriaki namun naluri menutupi...
karang nan kokoh,,,
gunung nan menjulang,...
laut nan luas....
bumi nan besar...
roda hati isikan keindahan penawar rindu serahkan sang mlm
awali keindahan,warnai hari,lukiskan dawai liukkan jari....
msh ada ampas nan indah ....bila di hiasi cinta sejati.....
msh tersisa awal yg indah.....bila saling mencintai....

hidup tawar diatas asap hitam...
gadis biru coretkan dawai ....
secarik kertas bening kiasan jiwa...
sebait dan sebait di hembuskan...
salam santun pun dihaturkan...

terbaring bertaburkan gemuruh sang jiwa...
langkah terhuyung sebarkan noktah merah...
bukan karsa menangis dlm altar nan indh...
lorong hitamlah selaput rasa ....

syair tergores ,angin berasap arang gema berguruh membungkus tawang hati rendah....
keindahan kata warnai fatamorgana jiwamu....
bak ombak menyisir sang sunyi....
belum usang beranda abstrak gambaran langit tak secerah laksana hati goresanmu....

trimakasih...

Ncathurall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Open Panel

Blogroll